ANALISIS PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN “JAMUR CRISPY LEVEL” TERHADAP BUKU PEDOMAN KEWIRAUSAHAAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan
Dosen pengempu : Dr. Drs. Sukirman, S.Pd, S.H,MM
Disusun oleh : (4D)
Devi Sylvia Sani (201511204)
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Muria Kudus 2017/2018
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Dan kami turut mengucapkan terima kasih telah di berikan kesempatan untuk mengerjakan tugas makalah dari dosen kami yang bernama bpk. Dr. Drs. Sukirman, S.Pd, S.H,MM
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa.
Kudus, 19 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
ABSTRAK 1
RANGKUMAN 3
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang 5
B. Tujuan 5
BAB II 6
LANDASAAN TEORI 6
A. Wirausaha 6
B. Jiwa Wirausaha 9
C. Resiko Usaha 16
BAB III 25
ANALISIS PROPOSAL KEWIRAUSAHAN 25
A. Analisa 25
BAB IV 28
PENUTUP 28
A. Kesimpulan 28
B. Saran 28
ABSTRAK
Pada zaman sekarang ini banyak jenis makanan yang beredar di pasar baik dalam kemasan ataupun yang di sajikan secara langsung, akan tetapi kebanyakan masyarakat pasti memilih makanan dalam bentuk kemasan. Karena lebih praktis, di samping itu juga masyarakat cenderung lebih memilih makanan yang enak, renyah, gurih, bernutrisi dan tentunya murah dan menyehatkan. Oleh karena itu, saya berinisiatif untuk melakukan inovasi pada jamur dengan membuat “JAMUR CRISPY LEVEL” yang mempunyai berbagai macam pilihan rasa pedas yang berbeda tingkat kepedasannya, antara lain dari level 1 sampai dengan level 10. Selain adanya perbedaan tingkat kepedasan pada masing-masing level, saya juga menembahkan beberapa pilihan rasa antara lain : rasa jagung bakar, balado, dan rasa original. Sehingga konsumen dapat memilih rasa yang mereka suka.
Pengertian Wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yaitu entreprendre yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagi berikur :
The entrepreneur is one who undertake to organize, manage and assume the risk of a business.
Konsep ini memberikam arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.
Wirausaha menyukai resiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung resiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan resiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
RANGKUMAN
Pengertian Wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yaitu entreprendre yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagi berikur :
The entrepreneur is one who undertake to organize, manage and assume the risk of a business.
Konsep ini memberikam arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan.
Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil resiko. suka tantangan
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan.
Pandangan kedepan, perseptif.
Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.
Wirausaha menyukai resiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung resiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan resiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini banyak jenis makanan yang beredar di pasar baik dalam kemasan ataupun yang di sajikan secara langsung, akan tetapi kebanyakan masyarakat pasti memilih makanan dalam bentuk kemasan. Karena lebih praktis, di samping itu juga masyarakat cenderung lebih memilih makanan yang enak, renyah, gurih, bernutrisi dan tentunya murah dan menyehatkan. Oleh karena itu, saya berinisiatif untuk melakukan inovasi pada jamur dengan membuat “JAMUR CRISPY LEVEL” yang mempunyai berbagai macam pilihan rasa pedas yang berbeda tingkat kepedasannya, antara lain dari level 1 sampai dengan level 10. Selain adanya perbedaan tingkat kepedasan pada masing-masing level, saya juga menembahkan beberapa pilihan rasa antara lain : rasa jagung bakar, balado, dan rasa original. Sehingga konsumen dapat memilih rasa yang mereka suka
Dalam pembuatan masakan jamur ini semuanya di buat dengan bahan yang halal dan aman di konsumsi. Kecuali bagi konsumen yang mempunyai penyakit khusus seperti alergi terhadap jamur. Selain itu juga masakan jamur ini sudah di periksa melalui tahapan pengecekan atau pemeriksaan yang sudah banyak dan di jamin untuk di konsumsi.
Tujuan
Mengetahui arti wirausahawan
Membahas arti jiwa wirausaha
Mengetahui resiko usaha
Mengenalisis proposal kewirausahan
BAB II
LANDASAAN TEORI
Wirausaha
Pengertian Wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yaitu entreprendre yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah sebagi berikur :
The entrepreneur is one who undertake to organize, manage and assume the risk of a business.
Konsep ini memberikam arti bahwa usahawan merupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan resiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, resiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmer dan Scarborough (2005) memberi konsep wirausahawan sebagai berikut : An entrepreneur is one who creates a new bisiness in the face of risk and uncertainty for the prpose of achieving profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi resiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa entrepreneur merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung resiko sebuah bisnis, adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meninkatkan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakeristik yaitu :
Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan,
Berani menanggung dan menerima resiko bisnis tersebut di masa-masa mendatanf,
Bisnis yang ditekuni mempunyai kesempatan bertumbuh, dan
Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang menghasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovasi tersebut akan mengandung resiko dapa hasil atau pada awal memulai bisnis.
Resko dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari resiko yang bahwa (risk bearing) dengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar klasifikasi entrepreneur. Hubungan tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.1. gambar merupakan entrepreneur juga, tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi yang rendah dan resiko yang besar. Dreamer (pemimpi) adalah entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi, tetapi hanya menerima resiko yang rendah.
Table : 1.1
Entrepreneur Klasifikasi Landau
High
Risk Bearing
Gambler
Entrepreneur
Low
consolidator
Dreamer
Low
High
Innivativeness
Consolidator adalah entrepreneur yang hanya bisa menerima resiko rendah dan karakteristik inovasi rendah. Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai karaktristk inovasi yang tinggi dan resiko yang dihadapi atau dibawahnya juga tinggi.
Kuratko dan Hudgetts (2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari entrepreneur yaitu :
Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
Entrepreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
Entrepreneur selalu menjadi penemu / pencipta sesuatu.
Entrepreneur adalah akademis dan tida bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
Entrepreneur harus memenuhi the profile.
Kebutuhan entrepreneur adalah uang.
Kebutuhan entrepreneur adalah keberuntungan.
Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan bagi entrepreneur.
Entrepreneur menginginkan keberasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
Entrepreneur adalah sangat pengambil resiko (gamblers).
Karakteristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa entrepreneur selalu membawa resiko dan inovasi. Kao (1991) menyebutkan terdapat 11 karakteristik entrepreneur yaitu :
Total komitmen, penentu, dan melindungi.
Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
Pemecah persoalan secara terus menerus.
Memiliki realism dan dapat bercengkerama (humor).
Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
Selalu berfokus pada internal.
Menghitung dan mencari resiko.
Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
Memiliki integritas dan reabilitas.
Sukardi (1991) menemukan ada Sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu :
Sifat instrumental
Sifat prestatif
Sifat keluwesan bergaul
Sifat kerja keras
Sifat keyakinan diri
Sifat pengambil resiko
Sifat swakendali
Sifat kemandirian
Berdasarkan karakteristik entrepreneur yang dikemukakan oleh tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambilan resiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan (stress) setiap inovasi yang dikerjakan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gmpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu : persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
Mengatasi Tekanan
Mengatasi tekanan entrepreneur harus bisa berhasil. Supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entrepreneur seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
Menciptakan networking : kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungan baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yag dihadapi.
Keluar dari persoalan secara total : pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan entrepreneur melepasakan semua pekerjaan dan tidak menerima lapora sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
Berkomunikasi dengan pekerja : entrepreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu entrepreneur dalam menghadapi persoalan.
Menciptakan kepuasan diluar perusahaan : entrepreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapat kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
Pendelegasian : entrepreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tenteng entrepreneur termasuk stes yang dihadapi. Inovasi dan resiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik dari entrepreneur.
Jiwa Wirausaha
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri.
Yakin, tidak tergantung, individualis, optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil.
Butuh prestasi, orientasi laba, tekun dan tabah, kerja keras, dorongan kuat, energik, dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil resiko. suka tantangan
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan
Inovatif dan kreatif, fleksibel, banyak sumber, serba bisa, tahu banyak.
Berotientasi ke masa depan.
Pandangan kedepan, perseptif.
Jiwa tersebut harus dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimilik, semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya berhubungan. Contoh, individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bershabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu.Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sengat berbeda dari bukan wirausaha.
Ideologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tindakan diri sendiri dan buka dari diri oranglain. Resiko kegagaln selalu ada, pelaku usaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal kata lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemhan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempuna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
Jati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda-beda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggung jawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup yang berlainan. Pengalaman seseorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan yang lain, yang tua dan identifikasi mendekati model peranan akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masalalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Bersedia bekerja dalam keadan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Berartibahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang di inginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk berlajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usahan akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tetentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberikan petunjuk tentang kemampuan pelaku usaha.
Tabel 2.2
Kemampuan Wirausaha
PERTANYAAN
YA
TIDAK
Pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki percaya pada diri sendiri.
Pelaku bisnis mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan.
Pelaku bisnis dapat bekerja dengan orang lain.
Pelaku bisnis mengambila peran kepemimpinan dalam suatu kelompok
Pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan mengikuti kursus maupun pendidikan
Pelaku bisnis dapat berkomunikasi baik dengan orang lain
Pelaku bisnis pendengar yang baik
Prestasi pelaku bisnis menunjukkan ada perkembangan secara personal dan profesional
Pelaku bisnis memiliki citra diri yang positip
Tujuan yang ingin di capai merupakan tantangan
Pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah
Sikap Karir
Pelaku bisnis mempunyai kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir diri sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tersebut.
Tingkatkan kemampuan diri secara terus-menerus, puas dengan prestasi masa lampau, pandang kedepan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
Berorientasi pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar pada sukses masa depan.
Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik bersandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber daya lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak waktu dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan
Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan berpenampilan yang menarik.
Mengampil kepuasan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan untuk diterapkan.
Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lalu. Pandang kedepan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan suatu kemungkinan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
Sebagai manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan Imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berfikir yang besar-besar. Pelaku usaha yang dapat melihat image besar adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, selalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimismedan suasan yang santai.
pikiran harus terorganisasi dengan baik dan amampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, perilaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap positif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
Pilih sasaran positif dalam bekerja.
Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
Jauhi pikiran dan ide negatif.
Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun kehidupan masyarakat.
Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan. Usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi : perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menangani hal-hal yang penting dengan mengambil tindakan tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling memungkinkan terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.
Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiaan selama satu bulam setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
Resiko Usaha
Wirausaha menyukai resiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima resiko tertentu. Sebagian pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung resiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan resiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada
Kondisi Berisiko
Kondisi beresiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuatpilihan dari dua alternatif atau lebih yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. semakin besar kemungkinan rugi semakin besar Resiko yang dihadapi. sebagai penentu keputusan resiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. pelaku usaha dapat memilih alternatif yang mengandung resiko atau alternatif konservatif tergantung dari :
Kemampuan daya tarik setiap alternative
Kesediaan menerima kerugian
Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan
Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian
Contoh :
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman dengan gaji Rp. 35 juta per tahun dan mendapatkan peluang untuk promosi setiap 4 tahun. karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dengan masa depan yang tidak pasti Namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah 45 juta pertahun. perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus atau sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu 2 atau 3 tahun yang akan datang. pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat diprediksi atau mengambil resiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil resiko apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi lebih suka pada posisi aman. Selain itu pada posisi itu terdapat orang lain lebih bersemangat tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari peluang emas supaya lebih cepat menjadi kaya. orang-orang semacam inicenderung dipengaruhi oleh berapa besar jumlah imbalan yang ditawarkan tidak memperhatikan akan kesuksesan dan belum mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki. tertarik pada keinginan hasil yang tinggi dengan usaha sedikit akibatnya merupakan spekulan murni.
Penilaian kondisi seseorang wirausaha berlainan sekali dengan ke dua tipe orang di atas walaupun wirausaha terdapat juga persamaan karakter. perbedaan utama terletak pada penilaian kemungkinan sukses perusahaan seorang wirausaha akan melakukan secara sistematis dan menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk dapat mempengaruhi kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan selanjutnya memutuskan akan membeli apabila upaya yang dilakukan dapat untuk meraih keberhasilan.
Faktor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi Pengambilan resiko adalah kesediaan menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan baik yang menguntungkan maupun merugikan. sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung jawab atas keputusan keputusan yang mengakibatkan kegagalan dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib seperti persaingan dengan perusahaan besar atau campur tangan pemerintah. Pelaku usaha semacam ini hnya mempertaruhkan semua, atau menolak semua situasi risiko karena merasa tidak dapat mempengaruhi hasil.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan resiko, beberapa kaitan itu antara lain:
Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
Pengambilan resiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan pada kemampuan sendiri, semakin besar kayakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakalin besar kesediaan untuk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai resiko.
Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku pengambilan resiko tidak sesederhana dan seobjektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.
Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan resiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potwnsi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi dengan anak, istri, dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untul masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang. Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemanpuan. Pertumbuhan pribadi dan profesional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan Pengambilan resiko untuk mencapai tujuan. beberapa resiko penting adalah yang membawa belajar mengenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. situasi situasi yang mengandung resiko pribadi harus menantang kemampuan Jangan meremehkan nilai diri sendiri karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan resiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung resiko pribadi atas tindakan diri sendiri mengurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentukan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tidak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri. Sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi akan semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka tanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yamg dapat terwujud namun penting adalah bakat., kemampuan dan pengalaman diri sendiri.
Kembangkan ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi :
Utarakan ide kepada isteri atau teman, lebih baik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah ide menjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide kepada perusahaan sewaktu memgalami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangat penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain paling terbuka terhadap sesuatu yang baru.
Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
Tipe pengambil risiko
Pengambilan keputusan/risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja masuk kedalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk pengambilan resiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil resiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengembil resiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima resiko demi terlaksananya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktifitas yang mampu dilaksanakan. Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil resiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternative lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
Deligasi Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan, tetapi sebaliknya sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi pada posisi yang lebih tinggi. Pemimpin organisasi diharapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain mengandung risiko tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasi pada pertumbuhan harus mempunyai staf yang berorientasikna tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat diperoleh, karyawan diberi wewenang dan kebebasan untuk melaksanakan tugas dari tanggungjawab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-produk baru.
Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika diketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka dibutuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang diperlukan, walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka diperlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melaksanakan suatu rencana pasti dan mulai mengambil tindakan. Rencana-rencana alternatif juga dirancang karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah dicanangkan kemudian dilaksanakan, sehingga jika rencana dilaksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang diterima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan dilaksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromosikan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha dipengaruhi oleh:
Keyakinan diri,
Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan,
Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan kemungkinan,
Menghadapi situasi risiko menurut tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha, oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yang tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapau tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan dihadapi.
Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan dimungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah digariskan. Pelaku usaha diharapkan mengetahui dengan cermat dan makna dari angka-angka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut ini:
Apakah risiko sepadan dengan hasil?
Bagaimana risiko dapat dikurangi atau dihindari?
Informasi apa yang diperlukan sebelum risiko diambil?
Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
Mengapa risiko ini penting?
Apa yang menakutkan dalam mengambil risiko?
Apa pelaku usaha bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
Apa yang dapat dicapai dengan mengambil risiko?
Persiapan-persiapan apa yang perlu dibuat sebelum mengambil risiko?
Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah tercapai?
Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan diri penting dalam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, dapat mengakibatkan kegagalan.
Pengambilan Risiko
Perilaku mengambil risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat puncak. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, daripada manajemen yang bersifat meneruskan dari perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat ditingkatkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko:
Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko, yaitu apa terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternative. Missal, dihadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah sebagai berikut:
Tetap pada tingkat permintaan sekarang,
Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan,
Menyewa peralatan untuk memenuhi permintaan,
Mensubkontrakkan kepada produsen-produsen yang lebih kecil.
Apabila mempunyai arus kas yang baik, cadangan kas kuatm atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat dipastikan meningkat pada waktu yang akan datang, maka disini terdapat sedikit risiko dalam memutuskan salah satu satu dari alternatif-alternatif, meskipun alternatif pertama merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk diambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadaan lain, peningkatan permintaan tidak dapat dipastikan. Misalkan saja produk atau jasa bisa menjadi using karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, bisnis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran sebuah perusahaan dirumuskan: mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila saat azas, proses pengambilan keputusan diteruskan dan lakukan penaksiran alternatif secara rinci.
Teliti Alternatif
Contoh: pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survey berbagai alternatif. Alternatif-alternatif ditentukan secara rinci sehingga semua biaya dapat ditelaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biaya finansial. Tetapi jika ditinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi”, sosial dan fisik. Misal: apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan biaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat dijalankan.
Kumpulkan Alternatif
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehingga penaksiran setiap kemungkinan realistik dapat dibuat secara realistik. Ramalan pasar dibuat untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing ditaksir dan akibat dari reaksi diperhitungkan.
Laba yang diperoleh perusahaan untuk setiap alternatif diukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
Minimkan Risiko
Menentukan langkah yang berisikan penaksiran secara realistik tentang sejauh mana dapat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan,
Kreativitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan),
Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan,
Dorongan, energi dan antusias untuk melaksanakan strategi.
Rencanakan dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternatif telah dipilih, susunan sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan yang diperlukan dilaksanakan dengan segera.
BAB III
ANALISIS PROPOSAL KEWIRAUSAHAN
Analisa
Pada zaman sekarang ini banyak jenis makanan yang beredar di pasar baik dalam kemasan ataupun yang di sajikan secara langsung, akan tetapi kebanyakan masyarakat pasti memilih makanan dalam bentuk kemasan. Karena lebih praktis, di samping itu juga masyarakat cenderung lebih memilih makanan yang enak, renyah, gurih, bernutrisi dan tentunya murah dan menyehatkan. Oleh karena itu, saya berinisiatif untuk melakukan inovasi pada jamur dengan membuat “JAMUR CRISPY LEVEL” yang mempunyai berbagai macam pilihan rasa pedas yang berbeda tingkat kepedasannya, antara lain dari level 1 sampai dengan level 10. Selain adanya perbedaan tingkat kepedasan pada masing-masing level, saya juga menembahkan beberapa pilihan rasa antara lain : rasa jagung bakar, balado, dan rasa original. Sehingga konsumen dapat memilih rasa yang mereka suka
JAMUR CRISPY LEVEL bergerap pada bidang usaha kuliner. Dalam pembuatan masakan jamur ini semuanya di buat dengan bahan yang halal dan aman di konsumsi. Kecuali bagi konsumen yang mempunyai penyakit khusus seperti alergi terhadap jamur. Selain itu juga masakan jamur ini sudah di periksa melalui tahapan pengecekan atau pemeriksaan yang sudah banyak dan di jamin untuk di konsumsi.
JAMUR CRISPY LEVEL ialah menjual jajanan atau makan yaitu jamur jamur crispy yang beraneka ragam rasa kepedasan yang sampai saat ini masih jarang kita jumpai di kota Kudus ini. Ada beberapa yang menjual jamur crispy namun mereka kebanyakan hanya menjual yang original atau tanpa di tambah berbagai macam pilihan rasa. Dan saya mempunyai ide untuk menjual makanan ini agar orang-orang tidak bosan. Namun saya hanya menjual jamur crispy ini di rumah dan dapat di kalukan pemesanan dan pengiriman melaluai online, tetapi hanya untuk area kudus saja. Pertama-tama saya menjajakan jamur crispy saya kepada teman-teman saya, agar saya juga tau bagaimana tanggapan mereka tentang jamur crispy yang saya buat. Apakah akan diminati banyak orang atau tidak. Atau bisa di katakana laku di pasaran atau tidak.
Resiko yang akan di hadapi oleh JAMUR CRISPY LEVEL dapat di hitung menggunakan analisis SWOT. Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami kemajuan cukup pesat, namun tingkat persaingan cukup ketat, disamping itu banyak bermunculan berbagai macam jenis produk baru, yang mempunyai satu tujuan yang sama yaitu keinginan untuk bisa menghasilkan produk yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen serta memperoleh keuntungan yang besar. Analisis disini diperlukan untuk menentukan apakah usaha yang dilakukan sekarang cukup layak dari segi bisnis dalam arti bisa dipasarkan secara luas namun bisa diterima masyarakat sekitar dan siswa-siswi sekitar oleh karena itu saya mencoba menganalisis pemasaran jamur crispy sesuai SWOT, sedangkan ANALISIS SWOT adalah suatu audit pemasaran yg rutin dan menyeluruh dalam suatu langkah yang terstruktur dapat memberi suatu perusahaan pengetahuan akan bisnis, trend di pasar, dan dimana perusahaan pesaing memberi nilai tambahan.
Strengths (Kekuatan)
Dalam usaha produk Jamur Crispy ini memiliki Strengths (Kekuatan), antara lain :
Bahan baku yang mudah di dapat dan murah
Tidak tergantung pada musim, karena jamur crispy lebih mudah di dapatkan dan di gemari konsumen
Harga jual relative stabil, sehingga resiko kerugian sangat kecil Bisa dijalankan oleh siapa saja tanpa melihat latar belakang pendidikan, asal ada kemauan dan keseriusan pasti bisa menjalankan usaha ini
Perawatan yang mudah dan murah, karena tidak memerlukan biaya tambahan
Weakness (Kelemahan)
Dalam usaha produk Jamur Crispy ini memiliki Weakness (Kelemahan), antara lain :
Jamur yang mudah busuk sehingga dapat menurunkan kualitas
Susah menjaga kepercayaan terhadap pelanggan jika bisnis ini secara online
Jika terjadi perubahan suhu atau cuaca yang sangat ekstrim bisa mengakibatkan penurunan kualitas produk
Produk kami tidak tahan lama
Opportunities (Peluang/Kesempatan)
Dalam usaha produk jamur crispy ini memiliki Opportunities (Peluang/kesempatan), antara lain :
Peluangnya cukup besar untuk di kembangkan
Memberikan keuntungan yang cukup besar
Banyak orang indonesia yang menyukai jenis makanan vegetarian
Threats (Ancaman)
Tentu dalam suatu usaha produk pasti memiliki ancaman, bagi kelompok kami, ancaman di dalam usaha jamur crispy kami antara lain :
Produk mudah ditiru
Terbatasnya bahan-bahan yang di butuhkan
Banyak pesaing yang menawarkan harga yang lebih murah
Setelah analisis SWOT sudah dilakukan maka kita bisa menilai atau mengidentifikasikan apa keunggulan dan kelemahan yang di hadapi oleh JAMUR CRISPY LEVEL. Kemudian setelah kita mengetahui keunggulan dan kelemahan tersebut kita dapat mempertahankan keunggulan produk untuk menjaga konsumen. Dan kita bisa mengevaluasi kelemahan tersebut sehingga dapat memberikan yg terbaik bagi konsumen kita. Sehingga konsumen memiliki kepercayaan terhadap produk dari JAMUR CRISPY LEVEL.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian Wirausahawan (entrepreneur) diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yaitu entreprendre yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha menyukai resiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga resiko kecil dan resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Menurut saya dalam mengembangkan suatu usaha itu harus mempunyai kemauan dan tentunya berusaha bahwa pasti bisa, bisa untuk memberikan pelayanan yang baik untuk konsumen dan tentunya tidak mengecewakan konsumen. Dan disaat itulah pasti usaha yang kita lakukan bisa tercapai dengan sukses.
Saran
Saya menyarankan bahwa membuat suatu produk makanan itu mudah, hanya berbekal niat, bersungguh-sungguh, dan kemauan untuk berusaha.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman. 2014. Kewirausahaan (Kasus dan Implementasi. Edisi 7. Galaksi
Nusindo: Semarang
Devi, Sani S. 2017. Proposal Kewirausahaan “Jamur Crispy Level”. Fakultas Ekonomi: Universitas Muria Kudus